Translate

Selasa, 27 November 2012

Hukum Ilmu Dasar Kimia

Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).

Yaitu : “ Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
Contoh :
Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :
11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Massa H 2 (gram)
Massa O 2 (gram)
Massa H 2 O (gram)
Massa zat sisa
1
8
9
-
2
16
18
-
3
16
18
1 gram H 2
3
25
27
1 gram O 2
4
25
28,125
0,875 gram H 2

Contoh soal :
Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a) Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b) Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c) Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab :
Reaksi :
7 4 11
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a) Massa S = 8 gram
Massa Fe = …?
Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.
b) 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
Fe : S = 21 : 15 = 7 : 5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi = 21 gram

Massa S yang tersisa = ( 15-12 ) gram = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.

c) Untuk membentuk 22 gram FeS :
Jadi massa Fe dan S yang dibutuhkan adalah 14 gram dan 8 gram.

Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier )

Yaitu : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Contoh :
40 gram Ca + 16 gram O 2 --> 56 gram CaO
12 gram C + 32 gram O 2 --> 44 gram CO 2

Contoh soal :
Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca = 4 gram
m CaO = 5,6 gram
m O 2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
m Ca + m O 2 = m CaO
m O 2 = m CaO - m Ca
= (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram

Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac )

Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen + gas oksigen --> uap air
2 V 1 V 2 V
Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2  

Hukum Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton )

Yaitu : “ Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO 2 . Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO 2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu = 1:2 ).
Contoh soal :
Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab :
C : H = 3 : 1 sehingga :
900 : m H = 3 : 1

; Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram .

Hukum Avogadro

Yaitu : “ Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Contoh :
Pada pembentukan molekul H 2 O
2L H 2 ( g ) + 1L O 2 ( g ) --> 2L H 2 O( g )
2 molekul H 2 1 molekul O 2 2 molekul H 2 O

Catatan :
Jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
dan

Keterangan :
V = volume molekul ( L )
X = jumlah partikel ( molekul )

Contoh soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N 2 ) tepat bereaksi dengan gas H 2 membentuk gas NH 3 (amonia).
Tentukan :
a) Persamaan reaksinya!
b) Volume gas H 2 yang diperlukan!
c) Volume gas NH 3 yang dihasilkan!
Jawab :
a) Persamaan reaksinya :
b)
= = 6 L
Jadi volume gas H 2 yang diperlukan dalam reaksi adalah 6 L.
c)
= = 4 L
Jadi volume gas NH 3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.

Referensi :
 
 

Jenis-Jenis Pidato


1. Jenis pidato dari segi tujuan

Jenis-jenis pidato juga dapat diidentifikasi berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan. Berdasarkan tujuannya, kita mengenal jenis-jenis pidato:
Pidato informatif adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu.
Pidato pesuasif adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan kita secara sukarela bukan sukar rela.
Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.
Pidato Aksi, adalah pidato bertujuan menggerakkan dengan sasaran mempersamakan visi

2. Jenis pidato dari segi persiapan

Sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, pidato jenis ini bisa dibagi menjdi empat macam, yaitu;
1.impromtu
2.manuskrip
3.memoriter
4.ekstempore

Impromtu. Bila anda menghadiri sebuah acara kumpulan yang diadakan keluarga besar anda, ketika itu anda baru saja datang dari berpergian jauh ataupun anda baru saja menyelesaikan kuliah anda, maka biasanya tanpa terlebih dahulu memberi tahu kepada anda. Biasanya anda disuruh menyampaikan pidato, pidato yang anda lakukan adalah pidato impromtu. Pidato seperti ini tidak didahului dengan persiapan yang panjang.

Bagi seorang juru pidato yang sudah berpengalaman, impromtu memiliki beberapa keuntungan, yaitu;

1.impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak terlebih dahulu memilkirkan pendapat yang disampaikan,
2.gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup,
3.impromtu memungkinkan anda terus berpikir.
Disamping itu, impromtu memiliki kerugian yang dapat melenyapkan keuntungan-keuntungan di atas, lebih lebih bagi pembicara yang masih hijau, yaitu;
1.impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai;
2.impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendatdan tidak lancar;
3.gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur;
4.karena tidak ada persiapan kemungkina bisa demam panggung.
Impromtu sebaiknya dihindari, tetapi apabila terpaksa hal-hal berikut dapat dijakan pegangan
1.pikirkanlah telebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik. Misalnya: cerita, hubungan dengan pidato yang sebelumnya, bandingkan, ilusrasi.
2.Tentukan sistem organisasi pesan. Misalnya; susunan kronologis, teknik (pemecahan soal), kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori dan praktek.
3.Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup pidato biasanya merepotkan pembicara impromtu.

Manuskrip. Ini biasa disebut juga pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah pidato dari awal samapi akhir. Manuskrip diperlukan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan kata saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara. Manuskrip juga juga dilakukan oleh ilmuan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah.

Pidato manuskrip tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun memiliki keuntungan-untungan sebagai berikut;

1.kata-kata dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang;
2.pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali;
3.kepasihan bicara dapat dicapai, karena kata-kata sudah disiapkan;
4.hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari;
5.manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Ditinjau dai proses komunikasi kerugiannya cukup berat, yaitu;
1.komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak langsiung berbicara kepada mereka
2.pembicara tidak tidak dapat melihat pendengar dengan baik sehingga akan kehilangan gerak dan bersikap kaku
3.umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek, atau memperpanjang pesan
4.pembuatannya lebih lama dan hanya menyiapakan garis-garis besarnya
untuk mengurangi kekurangan-kekurangan diatas, beberapa petunjuk dapat diterapkan dalam penyusunan dan penyampaian manuskrip:
1.susunlah terlebih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya
2.tulislah manuskrip seakan-akan anda berbicara. Gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan langsung
3.baca naskah itu berkali-kali sambil membayangkan pendengar
4.siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tida spasi dan batas pinggir yang luas

Memoriter.Pesan pidato ditulis kemudian dinggat kata demi kata. Seperti manuskrip, memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat, organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap, maka tidak terjalin saling hubungan antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu dan persiapan, kurang spontan, perhatian beralih kepada kata-kata kepada usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar bila timbul satu kata atau lebih hilang dari ingatan.

Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan yang paling sering dilakukan oleh juru pidato yang mahir. Pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa (out line) garis besarnya dan pokok-pokok penunjang pembahasan. Tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Out line itu hanya pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita.
Keuntungan ekstempore adalah komunikasi pendengar dengan pembicara lebih baik karena langsung kepada halayak, pesan dapat pleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
Bagi pembicara yang belum ahli, kerugian-kerugian yang dapat tinbul;
1.persiapan kurang baik bila terburu-buru
2.pemilihan bahasa yang jelek
3.kepasihan yang terhambat karena kesukaran memilih kata dengan segera
4.kemungkina menyimpang dari out line
5.tidak dapat dijadikan penerbitan

Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :

1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :

1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :

1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :

1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)