Translate

Minggu, 18 November 2012

Peterpan-Mungkin Nanti

Author : Chord Frenzy
http://cdnx.tribalfusion.com/media/37536.gif
C               Em 
 Saatnya tuk berkata
F                        C
 Mungkin yang terakhir kalinya
C                    Em
 Sudahlah lepaskan semua
F                  C
 Kuyakin inilah waktunya

Chorus
G                       F       
 Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi
G                   F
 Mungkin saja rasa itu telah pergi

                 C
Dan mungkin bila nanti
                 Em
Kita kan bertemu lagi
               F
Satu pintaku jangan
    G                C
Kau coba tanyakan kembali
                     Em
Rasa yang ku tinggal mati
               F
Seperti hari kemarin
             G
Saat semua disini

Musik : C Em F G

C                   Em
 Dan bila hatimu terbangun
F                     C
 Bangun dari mimpi-mimpimu
C                  Em
 Membuka hatimu yg dulu
F                 C
 Cerita saat bersamaku

back to chorus
back to reff

                      C
Tak usah kau tanyakan lagi
                Em
Simpan untuk sendiri
                     F
Semua sesal yang kau cari
                    G
Semua rasa yang kau beri

Musik : C Em F G

Chord Judika Aku Yang Tersakiti

Author : Chord Frenzy
http://cdnx.tribalfusion.com/media/37536.gif

[intro] A# F Gm 2x

A#        F       Gm
Pernahkah kau merasa
Cm      G      F
Jarak antara kita
A#       F       Gm
Kini semakin terasa
Cm          G       F
Setelah kau kenal dia

A#     F       Gm
Aku tiada percaya
Cm      G        F
Teganya kau putuskan
A#       F       Gm
Indahnya cinta kita
Cm             G      F
Yang tak ingin ku akhiri

D#     F      D#    F
Kau pergi tinggalkanku

[chorus]
          A#
Tak pernahkah kau sadari
        Gm
Akulah yang kau sakiti
          D#                
Engkau pergi dengan janjimu 
       F
yang telah kau ingkari

         A#
Oh Tuhan tolonglah aku
         Gm
Hapuskan rasa cintaku
       D#
Akupun ingin bahagia
          F
Walau tak bersama dia

[solo] A# F Gm Cm G F 2x

Cm            
Memang tak kan mudah
D#           A#      F    Gm
Bagiku tuk lupakan segalanya
       D#         F
Aku pergi untuk dia

[chorus]
          A#
Tak pernahkah kau sadari
        Gm
Akulah yang kau sakiti
          D#                
Engkau pergi dengan janjimu 
       F
yang telah kau ingkari

         A#
Oh Tuhan tolonglah aku
         Gm
Hapuskan rasa cintaku
       D#
Akupun ingin bahagia
          F
Walau tak bersama dia

A# Gm D# F
         Diaaa


         A#
Oh Tuhan tolonglah aku
         Gm
Hapuskan rasa cintaku
       D#
Akupun ingin bahagia
          F
Walau tak bersama dia

[outro] A# F Gm 2x

Chord & Lirik NOAH Terbangun Sendiri

Intro : D A D Bm A

D          Bm     A
Katakan katakan alasan mulai
D                       A
Karena akhirnya begitu berat terasa
D            A
Dunia tak seindah katamu
D        A
Dunia menelan hatiku

Int : D A Dm D A

D              A
Katakan entah kemana perginya
Dm          D              A
Masa yang indah dan gelak tawa yang cerah
D           A
Dunia yang terdiam tanpamu
Dm    D     F#m        E
Dunia yang menelan hatiku

Reff :

D                           A
Aku tak ingin terbangun, terbangun sendiri
D                       F#m         E
Aku tak ingin terjaga, terjaga tanpamu
D         A             Bm   E         D
Kurangi kurangi lukaku oooh temani sepiku

Solo : D G A F#m E

Bm    D     C#m
Ooo..ooo temukan aku terlepas
D           Em             E  
Ooo..ooo kemana harus berjalan

Reff :

D                           A
Aku tak ingin terbangun, terbangun sendiri
D                       F#m         E
Aku tak ingin terjaga, terjaga tanpamu
D         A             Bm   E         D
Kurangi kurangi lukaku oooh temani sepiku

D                           A    
Aku tak ingin terbangun, terbangun sendiri
D                      F#m       E
Aku tak ingin terjaga selama-lamanya
D        F#m          E  
Ooo... terbangun sendiri,
 D                  F#m        E
terbangun sendiri, terbangun sendiri
D                   F#m        E
Terbangun sendiri, terbangun sendiri
D                     F#m        E
Terbangun sendiri, terbangun sendiri

Akulturasi Budaya di Indonesia

Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.

Seni Bangunan

Asli Indonesia : atap bertingkat, pondasi kuat, bentuk bujur sangkar, serambi depan dan samping, parit depan dan samping.

1. Bentuk akulturasi :
Atap tumpang : Masjid Agung Cirebon, Ketangka di Sulawesi, Masjid Angke Tambura Jakarta, Masjid Demak, Masjid Baiturrahman Aceh, Masjid Agung Banten.

- Bentuk bujur sangkar : ada serambi baik depan maupun samping.

- Ada menara masjid dan beratap kubah

2. Pintu gerbang Masjid Jamik Sumenep yang bentuknya mirip dengan tembok Raksasa Tiongkok. Dilatar belakang nampak bangunan masjidnya yang beratap Tajug tumpang tiga pengaruh arsitektur Jawa – Islam

3. Tampak Timur Dalem Kraton yang dindingnya tanpa teritis, mirip dinding Klenteng. Pada puncak dinding tembok, terdapat bentuk seperti kepala tugu yang amat mirip dengan bentuk cerobong asap di negeri Eropa (Belanda). Disini terlihat Akulturasi Budaya Cina dan Belanda dalam Seni Bangun.

4. Tampak depan Labang Mesem (Gapura Kraton). Hiasan tembok meniru bentuk Parthenon dengan pilar-pilarnya bergaya Ionic sebagai bentuk pengaruh arsitektur Belanda. Sedangkan atapnya bersusun mirip dengan Pagoda Cina.

5. Lambang Kraton Sumenep terdiri dari Mahkota Eropa (Kroons), kuda terbang, naga terbang, dan untaian bunga mawar. Interior dari Pringgitan (Teras Depan Dalem). Pilar-pilarnya bergaya Majapahit. Tinggi pintu ke ruang sekretariat Sultan kurang dari 3m, mirip dengan ukuran untuk orang Belanda. Lantai tegel sedang langit-langit dari papan jati.

6.  Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. 

Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.

Pakaian

1. Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yang menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dari berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.

Karya - karya Seni

1. Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.

2. Kesusastraan pada zaman islam banyak berkembang di daerah sekitar selat malaka (daerah melayu) dan jawa. Kebanyakan karya sastra pada zaman islam yang sampai pada kita sekarang ini telah berubah dalam bentuknya yang baru, baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa laila).

3. Perwayangan di daerah jawa dan sekitarnya yang mengangkat cerita Ramayana dan Mahabarata merupakan wujud akulturasi kebudayaan antara Hindu-Budha di bidang kesenian.

4. Alat musik Tanjidor selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.

5. Tari Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Ini merupakan akulturasi kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.

Proses akulturasi terjadi karena dulu Indonesia sempat dijajah negara lain dan juga sebagai jalur yang dilewati untuk perdagangan internasional sehingga banyak pedagang luar yang singgah di Indonesia. Maka para imigran dan para penduduk melakukan penyesuaian diri dengan memperoleh kebudayaan penduduk setempat dengan cara komunikasi, pernikahan dan lain - lain. Proses ini tidak menghilangkan budaya asli Indonesia tetapi menyatukan budaya luar yang mempengaruhi budaya Indonesia.

Seni Bangunan
Dasar bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi Borobudur.
Seni rupa/Seni lukis
Unsur seni rupa dan seni lukis India telah masuk ke Indonesia.hal ini terbukti dengan ditemukannya patung Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Budha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada Candi Borobudur tampak adanya seni rupa India, dengan ditemukannya relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena tidak  pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief pada Candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.
Seni sastra
Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.
Kepercayaan dan Filsafat
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli bangsa Indonesia, terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa-dewa alam.
Pemerintahan
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.
Desakan Budaya
Desakan suatu budaya pada budaya lain disebut dominasi. Contohnya masyarakat Betawi, Aborigin dan Irian.