Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika
kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu
dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian
menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu
kelompok atau kedua-duanya.
Seni Bangunan
Asli Indonesia : atap bertingkat,
pondasi kuat, bentuk bujur sangkar, serambi depan dan samping, parit depan dan
samping.
1. Bentuk akulturasi :
- Atap tumpang :
Masjid Agung Cirebon, Ketangka di Sulawesi, Masjid Angke Tambura Jakarta,
Masjid Demak, Masjid Baiturrahman Aceh, Masjid Agung Banten.
- Bentuk bujur sangkar :
ada serambi baik depan maupun samping.
- Ada menara masjid dan beratap kubah
2. Pintu gerbang
Masjid Jamik Sumenep yang bentuknya mirip dengan tembok Raksasa Tiongkok.
Dilatar belakang nampak bangunan masjidnya yang beratap Tajug tumpang tiga
pengaruh arsitektur Jawa – Islam
3. Tampak Timur
Dalem Kraton yang dindingnya tanpa teritis, mirip dinding Klenteng. Pada puncak
dinding tembok, terdapat bentuk seperti kepala tugu yang amat mirip dengan
bentuk cerobong asap di negeri Eropa (Belanda). Disini terlihat Akulturasi
Budaya Cina dan Belanda dalam Seni Bangun.
4. Tampak depan
Labang Mesem (Gapura Kraton). Hiasan tembok meniru bentuk Parthenon dengan
pilar-pilarnya bergaya Ionic sebagai bentuk pengaruh
arsitektur Belanda. Sedangkan atapnya bersusun mirip dengan Pagoda Cina.
5. Lambang Kraton
Sumenep terdiri dari Mahkota Eropa (Kroons), kuda terbang, naga terbang,
dan untaian bunga mawar. Interior dari Pringgitan (Teras Depan Dalem).
Pilar-pilarnya bergaya Majapahit. Tinggi pintu ke ruang sekretariat Sultan
kurang dari 3m, mirip dengan ukuran untuk orang Belanda. Lantai tegel sedang
langit-langit dari papan jati.
6. Candi
merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India.
Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden
berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
Contohnya candi Borobudur. Pada candi
disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur
sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha,
hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah
ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Pakaian
1. Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal
beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa
tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang
digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi
ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati
diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang
panjang yang menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat
hasil proses asimilasi dari berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat
Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah
panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan
pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju
model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina
Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita
dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.
Karya - karya Seni
1. Periode tengah bangsa Indonesia
mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan
gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan
selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi
sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
2. Kesusastraan pada zaman islam
banyak berkembang di daerah sekitar selat malaka (daerah melayu) dan jawa.
Kebanyakan karya sastra pada zaman islam yang sampai pada kita sekarang ini telah
berubah dalam bentuknya yang baru, baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang
kuat dalam karya sastra pada zaman itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat
Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa
laila).
3. Perwayangan di daerah jawa dan
sekitarnya yang mengangkat cerita Ramayana dan Mahabarata merupakan wujud
akulturasi kebudayaan antara Hindu-Budha di bidang kesenian.
4. Alat musik Tanjidor selain mendapat
pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari
Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah
seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang
pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh
tambur Turki untuk memeriahkan pesta.
5. Tari Kecak adalah pertunjukan
seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh
laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari
laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
“cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan
kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual
sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak
sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Para penari yang duduk
melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang
mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu
tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan
alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Ini merupakan akulturasi kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia.
Proses akulturasi terjadi karena dulu
Indonesia sempat dijajah negara lain dan juga sebagai jalur yang dilewati untuk
perdagangan internasional sehingga banyak pedagang luar yang singgah di
Indonesia. Maka para imigran dan para penduduk melakukan penyesuaian diri
dengan memperoleh kebudayaan penduduk setempat dengan cara komunikasi,
pernikahan dan lain - lain. Proses ini tidak menghilangkan budaya asli
Indonesia tetapi menyatukan budaya luar yang mempengaruhi budaya Indonesia.
Seni
Bangunan
Dasar
bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman
Megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini
mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti
Candi Borobudur.
Seni
rupa/Seni lukis
Unsur seni
rupa dan seni lukis India telah masuk ke Indonesia.hal ini terbukti dengan
ditemukannya patung Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung
Budha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada
Candi Borobudur tampak adanya seni rupa India, dengan ditemukannya
relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada
umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan
rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan
perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia,
karena tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India.
Juga relief pada Candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.
Seni sastra
Prasasti-prasasti
awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di
Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis
dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.
Kepercayaan
dan Filsafat
Masuk dan
berkembangnya pengaruh Hindu-Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli bangsa
Indonesia, terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan
pemujaan terhadap dewa-dewa alam.
Pemerintahan
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.
Desakan
Budaya
Desakan
suatu budaya pada budaya lain disebut dominasi. Contohnya masyarakat Betawi,
Aborigin dan Irian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar